JANGAN MENJADIKAN ORANG BODOH TERKENAL

Jangan Menjadikan Orang Bodoh Terkenal

https://seduniaislam.blogspot.com

Di era zaman sekarang ini, sarana internet dan media sosial membuat manusia mudah mengekspresikan dirinya secara bebas dan kreatif. Ada yang mengekspresikan kepandaiannya dengan menyebarkan ilmu dan hal yang begitu bermanfaat. Dan ada juga yang mengekspresikan dan menampakan hal-hal yang tidak bermanfaat dan bahkan merupakan pembodohan. Sekina banyak di antara orang seperti ini ada yang sengaja menampakkan kebodohannya dalam rangka mencari perhatian eksistensi, membuat kehebohan agar terkenal.



Dalam hal ini, kita perlu bijaksana menanggapi dan mengambil keputusan:

Pertama, jika ada prihal itu tidak terlalu penting untuk ditanggapi, maka janganlah anda tanggapi atau bahkan anda sebarkan di media sosial dan internet, apalagi pelakunya bukan “orang terkenal”, dengan alasan:

a) Jika kita bagikan atau sharing, sebagai contohnya:

“Segera lakukan penangkapan terhadap penista agama ini!”

Maka kita akan membuat orang tersebut malah semakin terkenal padahal sebelumnya ia bukan siapa-siapa. Sedangkan Orang tersebut memang benar tujuannya hanya untuk mencari sensasi, semakin anda tanggapi, dia semakin senang dan semakin berulah.

Prihal Inilah yang disebut dalam pepatah Arab sebagai.

ﺑﺎﻝ ﻓﻲ ﺯﻣﺰﻡ ﻟﻴﺸﺘﻬﺮ

“Dia mengencingi sumur Zam-zam agar terkenal”

atau

“Stop making stupid people famous”
(Jangan membuat orang bodoh jadi terkenal)

b) Kita hanya sibuk mengurusi “orang bodoh” dan waktu kita gunakan akan habis terbuang dengan percuma

https://seduniaislam.blogspot.com

c) Jika seandainya kita membuat orang-orang yang berbuat bodoh itu terkenal

 (misalnya ia menistakan agama), apabila hal ini dilihat banyak oranh dan sering terjadi, maka kita akan sering terpapar dengan penistaan agama, dan apabila terlalu sering bisa jadi kita anggap biasa saja oleh orang-orang (maaf) bodoh lainnya.

kaidahmenerangkan,

ﻛﺜﺮﺓ ﺍﻟﻤﺴﺎﺱ ﺗﻤﻴﺖ ﺍﻻﺣﺴﺎﺱ

“Seringnya berinteraksi/terpapar bisa mematikan sensitifitas/respon”

Kedua, seandainya jika dampak dari tingkah laku “bodoh” tersebut memliki dampak yang cukup besar. Sebagai contohnya menistakan agama dengan menebarkan syubhat yang bisa mempengaruhi orang banyak, maka perlu juga kita tanggapi dengan membuat penjelasan umum kepada masyarakat (tidak harus membuat bantahan langsung) untuk membalas pemikiran dan syubhat tersebut.


Kita berharap juga ada tindakan tegas dan hukuman bagi mereka yang berbuat (maaf) kebodohan ini. Dihukum setimpal dan ada “efek jera” (ta’zir). Contohnya penjara seumur hidup ataupun suatu hukuman yang akan membuat orang semisal itu menjadi takut melakukan penistaan agama lagi.

Pada intinya anda perlu bijak menyebarkan berita dan menyebarkan perbuatan (maaf) “bodoh“. Menyebarkan berita harus dilakukan dengan sek
sama dan teliti, bukan dilakukan dengan sembrono (perlu berhati-hati di zaman media sosial dan internet ini).


Baik itu berita baik ataupun buruk, tidak langsung disebarkan. Perlu melihat mashlahat dan mafsadatnya.

Allah SWT berfirman,

ﻭَﺇِﺫَﺍ ﺟَﺎﺀَﻫُﻢْ ﺃَﻣْﺮٌ ﻣِﻦَ ﺍﻷﻣْﻦِ ﺃَﻭِ ﺍﻟْﺨَﻮْﻑِ ﺃَﺫَﺍﻋُﻮﺍ ﺑِﻪِ ﻭَﻟَﻮْ ﺭَﺩُّﻭﻩُ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﺮَّﺳُﻮﻝِ ﻭَﺇِﻟَﻰ ﺃُﻭﻟِﻲ ﺍﻷﻣْﺮِ ﻣِﻨْﻬُﻢْ ﻟَﻌَﻠِﻤَﻪُ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻳَﺴْﺘَﻨْﺒِﻄُﻮﻧَﻪُ ﻣِﻨْﻬُﻢْ ﻭَﻟَﻮْﻻ ﻓَﻀْﻞُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻋَﻠَﻴْﻜُﻢْ ﻭَﺭَﺣْﻤَﺘُﻪُ ﻻﺗَّﺒَﻌْﺘُﻢُ ﺍﻟﺸَّﻴْﻄَﺎﻥَ ﺇِﻻ قليلا

“Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan ulil Amri). kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikut syaitan, kecuali sebahagian kecil saja (di antaramu).” (QS An-Nisaa : 83)


Menurut Syaikh Abdurrahman bin Nasir As-Sa’diy rahimahullah menfsirkan ayat ini,

هذا تأديب من الله لعباده عن فعلهم هذا غير اللائق. وأنه ينبغي لهم إذا جاءهم أمر من الأمور المهمة والمصالح العامة ما يتعلق بالأمن وسرور المؤمنين، أو بالخوف الذي فيه مصيبة عليهم أن يتثبتوا ولا يستعجلوا بإشاعة ذلك الخبر، بل يردونه إلى الرسول وإلى أولي الأمر منهم، أهلِ الرأي والعلم والنصح والعقل والرزانة، الذين يعرفون الأمور ويعرفون المصالح وضدها. فإن رأوا في إذاعته مصلحة ونشاطا للمؤمنين وسرورا لهم وتحرزا من أعدائهم فعلوا ذلك. وإن رأوا أنه ليس فيه مصلحة أو فيه مصلحة ولكن مضرته تزيد على مصلحته، لم يذيعوه

“Ini adalah pengajaran dari Allah kepada Hamba-Nya bahwa perbuatan mereka [menyebarkan berita tidak jelas] tidak selayaknya dilakukan. Selayaknya jika datang kepada mereka suatu perkara yang penting, perkara kemaslahatan umum yang berkaitan dengan keamanan dan ketenangan kaum mukminin, atau berkaitan dengan ketakutan akan musibah pada mereka, agar mencari kepastian dan tidak terburu-buru menyebarkan berita tersebut. Bahkan mengembalikan  perkara tersebut kepada Rasulullah [pemerintah] dan yang berwenang mengurusi perkara tersebut yaitu cendikiawan, ilmuan, peneliti, penasehat dan pembuat kebijaksanan. Merekalah yang mengetahui berbagai perkara dan mengetahui kemaslahatan dan kebalikannya. Jika mereka melihat bahwa dengan menyebarkannya ada kemaslahatan, kegembiraan dan kebahagiaan bagi kaum mukminin serta menjaga dari musuh, maka mereka akan menyebarkannya. Dan jika mereka melihat tidak ada kemaslahatan [menyebarkannya] atau ada kemaslahatan tetapi madharatnya lebih besar, maka mereka tidak menyebarkannya.” 


Hendaknya bagi kita untuk menyaring dulu berita yang sampai kepada kita dan tidak semua berita yang kita dapat kemudian kita sampaikan semuanya.

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

كَفَى بِالْمَرْءِ كَذِبًا أَنْ يُحَدِّثَ بِكُلِّ مَا سَمِعَ

“Cukuplah sebagai bukti kedustaan seseorang bila ia menceritakan segala hal yang ia dengar.”

0 Response to "JANGAN MENJADIKAN ORANG BODOH TERKENAL"

Post a Comment